BeritaTerlengkap - Seorang seniman asal Taiwan menggagas proyek rancangan spekulatif di Design Academy, Eindhoven, Belanda. Tapi, seniman itu bukan sekedar menciptakan gigi palsu prostetik biasa tapi bisa juga beermanfaat sebagai Oral Seks.
Dari nama proyek yang mengandung kata 'felatio' yang artinya seks oral, tentu dapat ditebak arah proyek ini.selama ini ilmu pengetahuan tidak terlalu ramah ketika membahas seksualitas manusia dalam penelitian dan praktik.
Seniman itu mengakui, "Saya berasal dari kalangan gay dan melihat bahwa dunia kedokteran sangat patriarki, sangat serius, dan para profesornya sangat tradisional, apalagi di negara-negara Asia. Saya ingin melakukan pendekatan kepada hubungan seperti itu."
Tapi, bukannya mengobati penyakit atau mengembalikan fungsi normal mulut manusia, Ku membayangkan seorang dokter gigi meningkatkan fungsi mulut untuk satu hal, yaitu untuk keperluan seks oral.Untuk tujuan tersebut, ia menciptakan perangkat dalam mulut untuk meningkatkan pengalaman seksual pasangan (pria).
Mirip seperti pembuatan gigi palsu lain, langkah awalnya adalah pembuatan impresi (cetakan) menggunakan silikon liat berwarna biru seperti yang kerap ditemui di ruang dokter gigi ketika mencetak gigi palsu.Penciptaan alat felatio memang kurang relevan bagi para lesbian yang menghadiri percobaan di laboratorium kedokteran gigi saat itu, tapi Ku menekankan bahwa, secara keseluruhan, kalangan LGBT secara terbuka lebih tertarik dengan modifikasi tubuh.
Katanya, "Bagi kebanyakan LGBT, ada banyak tekanan sosial untuk menepis atau menyembunyikan identitas seseorang, jadi keinginan di lubuk hatinya adalah untuk merancang dan menyatakan sesuatu yang lain."
"Jadi, ini adalah suatu gerakan yang menggunakan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk memperbaiki kehidupan dan bukan sekedar mengurangi penyakit."
Sisipan palsu dengan tonjolan-tonjolan itu hanyalah tahap awal dari visi imajinatif Ku. Karya berikutnya mungkin melibatkan penggunaan jejaring hidup ada prostetik untuk memberikan perasaan seperti hidup dan mungkin menjahitkan tonjolan ke dalam mulut agar menjadi permanen.
Rekayasa jejaring hidup memang sudah ada guna keperluan mengembalikan fungsi seksual yang normal, misalnya pembuatan vagina di laboratorium. Tapi penambahan jejaring hidup dalam sisipan mulut ini akan menjadi praktik penambahan bagi manusia.
Ku mengatakan, "Dengan rancangan itu, orang baru mengetahui bahwa dia menyukai seks oral. Tapi, pada bagian kedua dalam proyek ini, kami menggagas perubahan tampilan mulut untuk menampilkan pilihan seksual seseorang berdasarkan penampilan."
Related Posts: